Malang - Kota Bertemunya Tiga Lembah

Malang, kota seluas 110,06 kilometer persegi di Provinsi Jawa Timur, mempunyai letak geografis yang sangat strategis. Herman Thomas Karsten, arsitek Belanda yang membangun Malang, melukiskan Malang sebagai daerah yang indah.

Terletak di perbukitan, sekitar 85 kilometer sebelah selatan Surabaya, kota ini semenjak dahulu beruntung karena letaknya yang baik. Di kota ini bertemu tiga lembah yang masing-masing mempunyai jalan dan sungainya. Dari arah barat laut lewatlah Kali Brantas, dari utara ada Kali Bango, dan dari timur Kali Amprung. Lembah keempat mempertemukan tiga sungai, tetap mengambil Kali Brantas, menuju selatan.

Jika mau dirunut jauh ke belakang, sejarah Kota Malang dimulai dengan terbentuknya dataran tinggi Malang pada tahun 6752 SM. Lalu zaman bergerak dan muncullah kerajaan-kerajaan mulai dari Kanjuruhan, Singhasari, hingga Majapahit. Namun, Malang sebagai gemeente (kotamadya) ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 1 April 1914, yang selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Kota Malang.

Handinoto dan Paulus H Soehargo dalam bukunya, Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Malang (1996), menyebutkan, pada awal Kota Malang lahir, peran alun-alun sebagai pusat administrasi dan kontrol produksi sangatlah kuat. Dulu, hampir semua kegiatan produksi ekonomi terkumpul di sana. Saat ini, pembangunan Kota Malang sudah menyebar ke semua arah.

Bangunan bersejarah

Ada banyak simbol sejarah yang menyertai perjalanan dan perkembangan Kota Malang, salah satunya adalah patung Ken Dedes di Jalan Balearjosari. Dalam buku berjudul Malang, Telusuri dengan Hati (2007) karangan Dwi Cahyono disebut, arca Ken Dedes yang ditemukan di kompleks candi Singhasari itu membuktikan, Malang memang merupakan pusat kerajaan besar di wilayah Jawa.

Bangunan bersejarah di Malang yang saat ini masih dipertahankan antara lain rumah penduduk di perumahan-perumahan seperti di Jalan Diponegoro dan Jalan Soetomo. Cerpenis Ratna Indraswari Ibrahim termasuk warga yang membiarkan rumah tuanya di Jalan Diponegoro persis seperti lebih dari 50 tahun lalu.

Bangunan lain yang masih asli adalah Toko Oen di Jalan Basuki Rahmad. Tempat ini kerap menjadi tempat kongkow turis asing. Hotel Pelangi di Jalan Merdeka Selatan III interiornya juga masih asli, seperti tegel-tegel dinding bergambar pemandangan Belanda. Hotel tertua di Malang yang dibangun tahun 1915 ini awalnya bernama Palace Hotel.

Penanda-penanda kota ini membuat Malang menjadi khas. Bahkan, patung penyair Chairil Anwar yang asli Medan itu justru ada di Malang, di Jalan Basuki Rahmad. (IVV/BSW)

Source : http://www.kompas.com/kompascetak.php/read/xml/2008/05/25/00382733/kota.bertemunya.tiga.lembah

Comments :

0 comments to “Malang - Kota Bertemunya Tiga Lembah”